Skip to main content

Aquaponik Halaman Rumah [Sebuah Konsep]

Dalam pembuatan sebuah aquaponik, diperlukan adanya konsep yang menggambarkan kolam, media tanam, siklus air ataupun konsep lainnya. Baik itu konsep yang tergambar dalam bayangan ingatan, coretan pada kertas, bahkan sketsa dengan bantuan komputer hingga penggunaan software 3D yang canggih.

Dalam pembuatan aquaponik halaman rumah yang saya miliki, berawal dari konsep pada pikiran kemudian dituangkan dalam coretan kertas. Dan untuk tujuan penggunaan pada blog ini, saya mendisain ulang konsep coretan kertas tersebut dalam sketsa sebisanya.

Sebuah konsep tidak harus mutlak sama dengan kondisi aktual, karena pada penerapan bisa jadi akan ada beberapa kendala dan perlu peningkatan untuk dapat membuat aquaponik kita dapat lebih baik. Mudah-mudahan dari pengalaman saya ini dapat memberikan gambaran dalam penyusunan aquaponik. Konsep saya tidak lah mutlak 100% benar, karena saya membuat hanya berdasarkan membaca web, menonton youtube, dan ulasan-ulasan lainnya. 

Untuk sketsa kolam dapat digambarkan pada konsep di bawah. Kolam yang saya buat ada dua, dengan tujuan agar dapat memisahkan penempatan ikan lele dengan ikan lainnya. Kolam ikan 1 saya isi dengan ikan nila dan gurami, sedangkan untuk kolam ikan 2 hanya diisi oleh ikan lele.
Ember filter awalnya menggunakan dua ember, namun pada perkembangan hanya digunakan satu ember, hal ini dikarenakan adanya bocor halus yang mengakibatkan ember dua selalu cepat kehabisan air. Sudah dilakukan beberapa modifikasi namun tidak berhasil, jadi saat ini hanya menggunakan satu ember filter saja. Mudah-mudahan dalam waktu dekat saya dapat melakukan renovasi atas kedua ember filter ini, agar fungsi filtrasi dan nitrifikasi dapat berjalan optimal.




Untuk skema alur air dan media tanam dapat digambarkan pada sketsa di bawah ini. Total media tanam ada 8, dimana 3 diantaranya menggunakan bell shipon. Tidak semua kolam mendapatkan aliran air yang sama besar, hal ini dikarenakan ukuran pompa yang hanya 3.000 liter/jam. Aliran air yang cukup besar hanya ditujukan ke kolam dengan penggunaan bell shipon, dan yang lainnya hanya beruap aliran kecil saja. Pengaturan air dengan cara penggunaan stop keran air. 



Media tanam A, B, C memiliki ukuran 150 x 50 x 30 cm (p x l x t), di dalamnya diisi media tanam berupa: kerikil/koral, pecahan genting, batu kapur dan arang kayu dengan ketinggian +25 cm. Media tanam yang cukup tinggi ini ditujukan untuk tanaman dengan jenis pohon atau berakar banyak seperti tomat, terong, kacang panjang, labu, dll. 
Untuk media tanam D, E, F memiliki ukuran 150 x 50 x 10 cm (p x l x t), di dalamnya diisi air menggenang dengan ketinggian +8cm, baru kemudian air dibuang ke kolam. Untuk media tanam menggunakan pot plastik kecil yang ditempatkan pada lembaran stereoform yang telah dilubangi. Pada pot plasik kecil diisi kerikil secukupnya, media tanam ini cocok untuk tanaman sayuran, dan yang paling TOP adalah sayur kangkung. 
Untuk media tanam G, memiliki ukuran 75 x 75 x 5 cm (p x l x t), yang sama konsepnya dengan kolam D, E, F namun pot plastik kecil ditempatkan pada triplek yang dilobangi (kebetulan stereform nya habis dan yang tersisa adalah triplek, jadi dicoba aja. heheheee).
Untuk media tanam H, memiliki ukuran yang sama dengan media tanam G namun pada media ini diisi langsung dengan kerikil, air dibiarkan menggenang sekitar +3cm, namun tinggi kerikil dibuat kurang lebih +4cm. Saat ini media ini baru dicoba untuk kangkung dan terbukti baik, untuk selanjutnya akan dicoba untuk sayuran lainnya. Dengan media tanam seperti ini akan menghemat biaya, karena tidak menggunakan bell shipon, stereoform atauun pot plastik kecil. Hemat itu no 1, hahahaaaa.

Konsep bell shipon yang sama gunakan meniru yang ada di internet dengan menggunakan bahan yang mudah ditemukan di toko bangunan. Dengan menggunakan bell shipon akan berguna untuk tanaman yang tidak terlalu suka akarnya terendam secara terus menerus, karena bell shipon membantu membuat air naik-turun/pasang-surut pad media tanam. Bell shipon saya buat memiliki batas bawah 5 cm (tinggi air yang selelu akan menggenang) dan batas atas +20 cm (batas maksimal ketinggian air) sehingga ada sekitar 5 cm bagian media tanam yang tidak terkena air (tinggi media tanam 25cm), bagian ini akan tetap mendapatkan air berkat sistem kapilaritas air.


Demikian konsep yang dapat saya berikan atas Aquaponik halaman rumah yang saya gunakan, berikut saya tampilkan foto aquaponik nya.














Salam hijau, dan tetap semangan;)

Comments

  1. mantaps mas...!
    yang mau saya tanya tentang filter di gambar no. 1, air yang di kolam yang dialirkan ke filter terlihat dalam gambar nggak pake pompa, apa bisa tersedot ke filter yang letaknya di atas kolam..?, mohon keterangan alur air diperjelas, trima kasih..!

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas kunjungannya mas,

    Air tetap bisa mengalir dari kolam ke bak filter melalui pipa air yg terpasang.
    Ini mengikuti prinsip bejana berhubungan, yaitu kondisi dimana air akan berusaha menyamakan tinggi permukaan pada masing masing tempat yang berhungan.
    Dengan adanya metode bell shipon (air pada media tanam ditampung sementara, kemudian pada ketinggian tertentu jatuh ke kolam dengan aliran (tekanan) yg cukup besar), hal ini juga akan membantu menambah tekanan air pada kolam untuk memaksa air kolam mengalir ke bak filter (pengaruh prinsip bejana berhubungan).
    Pada kolam dasarnya dibuat sperti penggorengan/parabola, sehingga kotoran ikan akan terkumpul di titik terendah dan akhirnya sedikit demi sdikit ikut terbawa aliran air menuju bak filter.
    Sbenarnya akan lebih baik bila bak filter dibuat dua, jadi dari bak filter satu dialirkan ke bak filter dua. Dan pompa aquarium ditempatkan di bak filter dua. Pada bak filter satu, kotoran akan mengendap, kmudian air bersih akan teraliri ke bak filter dua. Sehingga pompa tidak cepat kotor, dan kotoran ikan dapat mengalami nitrifikasi yg lebih baik.
    Mudah mudahan dapat memberi gambaran yaa mas,

    ReplyDelete
  3. Mantap Mas, semoga semakin banyak yang menjadikan lahannya lebih bermanfaat, terutama untuk ruang hijau..

    Salam hijau

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aquaponik Halaman Rumah

"Aquaponik" sebuah kata yang asing di telinga saya. Mencari dan terus belajar untuk diterapkan di halaman rumah, menimbulkan keasyikan tersendiri dan menumbuhkan smangat "go green". Aquaponik adalah sebuah metode organik yang terintegrasi antar ikan dan tanaman, metode kuno yang coba dibuat modern. Aquaponik halaman rumah ini hanyalah sharing pengalaman atas apa yang sudah saya buat. Lahan di halaman rumah kebetulan masih ada space yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Namun masih bingung mau dipakai buat apa. Saya senang dengan konsep organik dalam berkebun, baik untuk sayuran, buah ataupun tanaman hias. Saat ini sudah ada tanaman pisang, pepaya, sereh, katu manis, kelor, yang mengisi halaman rumah. Saya mulai browsing beberapa artikel tentang kebun, dari berkebun media organik, kemudian nemu artkel sistem perkebunan hidroponik, dan akhirnya ktemu kata "berkebun aquaponik". Wah apa itu yaa aquaponik?, penasaran dan akhirnya mulai mencari referen...

Bukti Aquaponik [ aquaponik reborn ;) ]

Sudah sangat lama blog ini tidak pernah saya update, sangat lama,,, Akuaponik halaman rumah yang ada di halaman rumah saya sejatinya masih tetap ada dan  mengalami proses evolusi secara perlahan hingga saat ini dan nanti ;) Kesibukan pekerjaan, kebersamaan dengan si kecil, tuan putri dan jagoanku, membuat kegiatan menulis dan berbagi pengalaman ini mati suri. Sekilas perjalanan perubahan Aquaponik halaman rumah yang masih sempat saya abadikan fotonya coba saya ceritakan,,, yang kebanyakan sih tidak saya abadikan dalam foto (kebiasaan yang cukup buruk, terlihat pelit berbagi ya.... hahaha,,,, ) Konsep aquaponik sebelumnya , sebenarnya sudah baik dan siklus nutrisi sudah berlangsung cukup sempurna sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Mulai dari tanaman kangkung, seledri, tomat, paria hijau thailand, timun jepang (kyuri), golden melon, hingga labu  Waltham Butternut  Squash  dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ikan juga dapat hidup dengan nyaman bahkan...